Manfaat Berpuas Menurut Sains
===========================================================================
Kewajiab
berpuasa di bulan ramadhan turun pada bulan Sya’ban setelah 2 tahun hijrahnya
umat Muslim dari makkah ke madinah.
Berpuasa
memberikan peran penting terhadap keragaman budaya maupun Agama. Mekipun
penerapannya berbeda, berpuasa di artikan tidak melakukan makan dan minum dalam
waktu tertentu.
Dari sejak
dulu melakukan puasa dipandang memiliki banyak manfaat, khususnya bagi
kesehatan.
Dari beberapa
penelitian membuktikan manfaat secara ilmiah dari berpuasa bagi kesehatan.
Menurut sains
mengungkapkan ada beberapa manfaat dalam melakukan berpuasa bagi kesehatan.
Dilansir dari Healthline, berikut beberapa manfaat berpuasa.
1.
Mengontrol Gula Darah
Dari
beberapa penelitian yang dilakukan, berpuasa dapat mengontrol gula darah. Tentu
ini sangat bermanfaat bagi orang-orang yang beresiko diabetes.
Dari
studi terhadap 10 pasien yang mengalami diabetes, menembukan puasa intermittent
yang dilakukan secara jangka pendek sangat berpengaruh dalam menurunkan kadar
gula darah.
Dari sisi lain, sebuah penelitian sekala kecil membuktikan pola puasa 1 hari melakukan puasa dan 1 hari tidak sangat memberikan efek yang berbeda. Dari hasil penelitian tersebut, pola berpuasa seperti ini dapat mengganggu kontrol gula darah pasa perempuan, tapi tidak pada laki-laki.
2.
Menjaga Kesehatan Tubuh
Inflamasi
yang sangat parah atau inflamasi jangka pendek yaitu proses kekebalan tubuh
alami yang dimiliki tubuh untuk melawan berbagai serangan penyakit, seperti
infeksi dalam tubuh atau terkena racun. Namun inflamasi kronis atau inflamasi
jangka panjang dapat memberikan efek yang sangat buruk bagi tubuh. Sebuah studi
menunjukan inflamasi jangka panjang terjadi karena penyakit seperti jantung, arthritis,
rheumatoid dan kanker.
Dari beberapa
studi lain membuktikan bahwa berpuasa dapat mengurangi tingkat inflamasi dan menjaga
kesehatan tubuh.
3.
Meningkatkan Kesehatan Jantung
Dari
hasil penelitian membuktikan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan jantung
dengan memperbaiki tekanan darah, kadar kolesterol dan trigliserida. Sebuah
studi membuktikan pada pola satu hari puasa dan satuhari tidak selama 8
minggudapat mengurangi kadar kolesterol hingga 25% dan kadar trigliserida 32%.
Studi
lain terhadap 4.629 orang yang berpuasa menujunkan resiko penyakit arteri
koroner. Dalam studi ini juga menunjukan berpuasa bisa mengurangi resiko
diabates secara signifikan, karena diabetes merupakan faktor utama penyakit
jantung.
4.
Meningkatkan Fungsi Otak
Sebuah
penelitian terhadap hewan bahwa puasa memberi efek yang baik bagi otak. Sebuah
studi terhadap tikus, membuktikan bahwa puasa intermittent dalam kurun 11 bulan
bisa memperbaiki fungsi dan struktur pada otak tikus.
Dalam studi laninnya terhadap hewan menjunjukan puasa bisa menjaga kesehatan otak karena bisa memperingan inflamasi. Berpuasa juga dinilai bisa mencegah gangguan neurodegeneratif dan juga studi terhadap hewan menunjukan puasa bisa melindungi serta memperbaiki kondisi penyakit seperti Alzheimer dan parkinson.
Pengertian-pengertian
1. Inflamasi
adalah
reaksi kekebalan alami yang diiliki tubuh untuk melawan berbagai serangan
penyakit atau microorganisme jahat.
Sumber : www.halodoc.com
2. Arthritis
adalah
pembengkakan dan nyeri yang dirasakan pada satu sendi atau lebih.
Sumber : www.halodoc.com
3. Rheumatoid
adalah
peradangan jangka panjang pada sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang secara
keliru menyerang tubuh.
Sumber : www.alodokter.com
4. Trigliserida
adalah
salah satu jenis lemak yang dapat ditemukan dalam darah dan sel-sel lemak.
Sumber : www.alodokter.com
5. Intermitten
adalah
kondisi nyeri, tegang lemah pada tungkai sehabis berjalan dan hilang dengan
istirahat.
Sumber : www.depkes.org
6. Alzheimer adalah
penyakit otak menyebabkan penurunan daya ingat, menurunnya kemampuan berfikir
dan berbicara serta perubahan prilaku.
Sumber : www.alodokter.com
7. Parkinson adalah
sebuah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan degeneratif yang
memengaruhi sistem syaraf karena kekurangan dopamin neurotansmitter di bagian
otak.
Sumber : www.alodokter.com
(editor : Farhan Maulana Syidiq)