Semarang -- Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi telah memberikan perintah untuk menarik seluruh personelnya dari Desa Wadas, Purworejo mulai hari ini, Jumat (11/2).
"Hari ini seluruh personel
sudah kita tarik dari Wadas seiring selesainya proses pengukuran oleh
BPN", ujar Luthfi di Mapolda Jateng.
Terkait masih adanya Polisi
Brimob yang datang dengan anjing pelacak, Luthfi menjelaskan bila hal tersebut
adalah langkah penetrasi terhadap tempat-tempat yang rawan dan sifatnya hanya
beberapa jam saja.
"Itu hanya penetrasi
bilamana ada gangguan kamtibmas. Tidak permanen kok, hanya beberapa jam saja.
Saat ini dah clear, posko pun tidak ada", kata Luthfi.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes
Iqbal Alqudussy mengatakan bahwa anggota yang tersisa di Wadas hanya mereka yang
bertugas di wilayah tersebut.
"Sudah sejak kemarin
selesai. Untuk 250 anggota pendampingan pengamanan BPN ukur tanah sudah selesai
dan sudah kembali ke satuan asal," kata Iqbal saat dikonfirmasi.
Menurut Iqbal, anggota kepolisian
yang tersisa di Wadas saat ini berada di bawah kendali Kapolres untuk
pemeliharaan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di sana.
Meski demikian, Iqbal mengakui
bahwa anggota kepolisian juga masih mencoba melakukan komunikasi dengan warga
desa yang menerima ataupun menolak pembangunan Bendungan di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Warga Wadas: Berharap Tokoh Nahdlatul Ulama Datang Mendamaikan
"Keberadaan (anggota polisi)
disesuaikan dengan hakikat karakteristik kerawanan di wilayah tersebut,"
jelasnya.
Iqbal pun mengatakan bahwa polisi
melakukan kegiatan bakti sosial untuk melakukan pendekatan terhadap warga
setempat.
"Tolong jangan
diplintir-plintir lagi dan percaya dengan medsos, akun provokatif," tandas
dia.
Perwakilan Gerakan Masyarakat
Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa), Insin Sutrisno mengatakan bahwa warga
setempat tak berani meninggal rumah sejak Selasa (8/2) lalu aparat mengepung
desa tersebut.
Warga, kata dia, memilih
bersembunyi di dalam rumah dan tak dapat beraktivitas normal. Bahkan, warga pun
kesulitan memenuhi kebutuhan hingga tak bisa merawat lahan pertanian serta
hewan ternak seperti biasa.
Desa Wadas menjadi sorotan
nasional usai kepolisian diterjunkan ke desa itu pada Selasa (8/2). Pasukan
polisi bersenjata lengkap itu dikerahkan untuk mengawal pengukuran lahan
tambang batu andesit proyek Bendungan Bener.
Namun, selama proses pengamanan
itu polisi juga menangkap warga Desa Wadas yang dianggap memprovokasi penolakan
rencana penambangan pada Selasa (8/2). Keseluruhannya langsung dipulangkan
keesokan harinya.
Sumber : CNN